Mendewasakan Mimpi
Cilandak, 23 September 2016 - Tak
terasa kerutan semakin bermunculan di atas dahi, wajah makin keriput, dan tubuh
semakin renta. Haha! Lebay.. 22 tahun usiaku, apa yang sudah aku perbuat?
Sungguh tak sadar diri! Di saat Muhammad Al-Fatih menjadi panglima dalam usia
belia, aku masih menjadi anak mama yang manja. Di saat Imam syafii menjadi penghafal
quran di usianya yang ke-7, aku masih menjadi anak ingusan yang malu-malu. Mereka
adalah sosok yang ditempa di usia muda. Mereka adalah pribadi-pribadi yang
bersedia menghabiskan kesulitan dan kesengsaraan di kala belia, agar kemuliaan
dapat diraih sebelum usia tua.
Komparasi atau membanding-bandingkan
diri kita dengan mereka yang luar biasa, terkadang memunculkan imej diri yang
kerdil dan tak berharga. Orang terlalu detail menyoroti hasil, namun lupa
menelisik pahit getir perjuangan yang mereka lalui. Maka pilihlah menjadi orang
yang pintar. Bukan mereka yang minum tolak angin atau tolak-tolak yang lain.
Haha! Namun mereka yang memilih untuk ulet mempelajari langkah-langkah/strategi
perjuangan meraih kesuksesan dan bersedia menapaki langkah perjuangan tersebut
dengan keistiqamahan. Simply,
fokusnya bukan ke hasil (kesuksesan) tapi ke perjuangannya (langkah meraih
kesuksesan tsb). Sebab hasil adalah urusan-Nya. Sebab tugas kita adalah
berusaha dan terus berusaha.
Apa mimpimu? Hayo coba sebutkan! Aku
mau melihat wajah Allah dan menjadi penghafal Al-Quran. Aku mau menjadi seorang
pengusaha muslim yang sukses. Aku mau menjadi presiden Indonesia. Lalalalala..
masih panjang dan banyak lagi. Coba kita lihat pola cita-cita di atas.
Ketiganya menggunakan kata depan Aku. lho, memangnya kenapa? Memang cita-cita
itu kan mimpi kita pribadi? Apa yang salah?
Nah, sahabat-sahabatku semua,
ternyata ada yang janggal dengan ke-Akuan cita-cita tersebut. Dunia ternyata
telah menyulap kita menjadi pribadi yang individualis dan kompetitif.
Menganggap bahwa cita-cita hanyalah perkara keakuan dan kehebatan diri. Hati-hati
dengan kesalahan “frame” dalam bermimpi ini. Cita-cita = mimpi = kerja bersama,
bukan keakuan. #Mendewasakan_Mimpi.
Cita-cita memiliki beberapa komponen
agar tidak egois. Yap, sebagai kader KAMMI, tentu rekan-rekan semua tidak ingin
menyia-nyiakan keberadaan antum dalam wajihah ini kan? Pasti antum semua ingin
menjadikan KAMMI sebagai tangga menuju ke Ridha-Nya. Menuju kesuksesan dunia
akhirat. Maka komponen cita-cita itu adalah:
1.
AKU
2.
ISLAM
3.
KAMMI
4.
KEJAYAAN INDONESIA
“Cita-cita
bukan soal apa yang kita punya, namun apa yang kita beri. Cita-cita adalah soal
kontribusi, bung!”
Yap, jadikan cita-citamu sebagai sebuah kontribusi nyata.
Bukan sekadar profesi atau sekadar sesuatu yang teoretis, idealis, dan utopis.
Ingat kawan, kita adalah KAMMI. Kita terikat dalam kebersamaan. Bukan terikat,
lebih tepatnya dipersatukan. Maka keempat komponen tersebut layak untuk
disandingakan, sebab cita-cita adalah kontribusi bersama, dari, oleh, dan untuk
kemaslahatan ummat manusia. Mulai dari scope kecil, yaitu Indonesia, puzzle
kemenangan Islam akan dirintis bersama-sama dengan umat muslim sedunia. Temukan
sahabatmu dalam bermimpi! Sebab bermimpi, jangan sendiri. Kalaupun saat ini
masih sendiri, maka temukan sahabat-sahabat yang serumpun dalam bervisi dan
bermimpi. #Mendewasakan_Mimpi
“Menyelesaikan
permasalahan yang melanda Indonesia adalah tugas Ilahiyah. Sebab kita adalah
khalifah di bumi. Dimana bumi yang kini tengah kita pijak? Yap, di Indonesia.
Maka sikap ketidakperdulian kita pada Indonesia, adalah bukti keacuhan kita
pada tugas Ilahiyah yang dititahkan oleh-Nya. ”
Bukan menutup kemungkinan untuk
membangun cita-cita melalui organisasi lain, lho ya! Sebab dalam setiap organisasi,
atau setiap perkumpulan apapun, selayaknya kita membangun cita-cita. Susunlah
cita-cita itu bersama dengan sahabat-sahabatmu dalam organisasi tersebut. Sebab
Rasulullah SAW pun berjuang bersama sahabat-sahabiyah yang super. Sebab Musa
as. memohonkan Harun as. sebagai rekan seperjuangan dalam dakwah. Maka kitapun
selayaknya memohon pada Allah SWT agar dikaruniai sahabat-sahabat super yang
mampu membimbing kita ke surga-Nya. Maka cita-cita tidak lagi soal aku, tapi
kita bersama. Namun komponen aku tentu masih melekat di situ. Karena “Aku”
adalah bagian dari kami.
Salah satu tanda kedewasaan adalah
beranggung jawab. Maka salah satu tanda dewasanya mimpi adalah mimpi tersebut
dapat dipertanggungjawabkan. Bagaimana mempertanggungjawabkan mimpi? Ada 3 hal
yang harus kita pikirkan:
1.
Apa yang mau diwujudkan?
2.
Bagaimana cara mewujudkannya?
3.
Apa saja yang dibutuhkan untuk
mewujudkannya?
Nah,
kebanyakan manusia ulung dalam poin pertama, tapi payah di poin kedua dan
ketiga. Maka dalam training pasca kampus ini, kami ditargetkan untuk mampu
menyusun poin dua dan tiga. Kami dibimbing untuk bertanggung jawab pada
mimpi-mimpi kita.
Untuk sekaligus melengkapi 3 poin di
atas, caranya seperti di bawah ini kawan-kawan #kenali dirimu #konsepdiri.
Silakan di simak ya J
1.
Aku diri : “Who am I?” character, skill, knowledge, passion.
2.
Aku sosial : Aku di mata sosial. Maka untuk memperoleh nilai kemuliaan
“Aku” di lingkungan “sosial”, pertanyaannya adalah à Permasalahan
sosial apa yang ingin aku selesaikan sehingga aku bisa bermanfaat bagi
lingkungan sosial di sekitarku?
3.
Aku ideal : Pengharapan tentang “Aku” yang “ideal” (yang kita
dambakan) di masa depan.
Nah,
mari membuatnya dalam tabel. Inilah Aku, (btw ini contoh yaaa):
<--------------------------------------------Aku
IDEAL------------------------------------------>
|
|||||
<--------------------------------Aku
SOSIAL-------------------------------->
|
Project
|
||||
<----------------- -------Aku
DIRI------------------------>
|
Problem
|
||||
Character
|
Skill
|
Knowledge
|
Passion
|
||
Mengayomi
|
Desain grafis dan melukis
|
Seni lukis
|
Pemberdayaan wanita
|
Orang tua yang masih hilang arah
mendidik anak-anaknya di era modern. Jauh dari nilai-nilai islami.
|
Membuat sekolah perempuan (bagi
calon ibu dan yang sudah menjadi ibu) tentang pola pengasuhan anak secara
menyeluruh.
|
Penyayang
|
Interpersonal communication
|
Ilmu kedokteran (obgyns)
|
Wirausaha
|
||
Perfeksionis
|
Praktik kedokteran
|
Ilmu tentang research
|
Research
|
Rendahnya tingkat produksi obat
yang murah, efektif, dan berefek samping minimal, yang diproduksi dalam negri
|
Membuat perusahaan obat halal
dalam negeri dengan 1000 karyawan dan ranah produksi hingga ke luar negeri.
|
Setia (wkwk)
|
Menulis jurnal
|
Ilmu berwirausaha
|
Seni dan sastra
|
Nah, ketiaka teman2 sulit menilai
karakter diri, biarkan orang lain menilai antum. Coba ceritakan pada teman
antum, 5 momen tak terlupakan ketika kecil. Jangan berfikir terlalu lama,
usahakan spentanitas. Maka biarkan temanmu menilai dirimu. Ingat! Tulis yang
positif-positif aja ya. Karena bagi saya terlalu mudah menuliskan hal negatif
dari diri kita sendiri, tapi susah menuliskan sisi positif lho. Haha! Mungkin
karena saya belum mengenal diri saya sendiri seutuhnya.
Dari tabel di atas, dapat ditarik
garis penghubung antara Aku Diri, Aku Sosial, dan Aku Ideal. Misalkan seperti
ini:
“Aku
punya karakter mengayomi dan penyayang seperti seorang ibu. Ditambah lagi
dengan kemampuanku dalam berkomunikasi ke khalayak ramai didukung dengan
penguasaan keilmuan dalam bidang kedokteran kebidanan (obgyns), aku dapat
mengembangkan passionku dalam hal pemberdayaan perempuan untuk menyelesaikan
problem seputar parenting di era modern yang dirasa jauh dari nilai-nilai
islam. Melalui sebuah program sekolah perempuan bagi calon ibu dan yang sudah
menjadi ibu, akan lahir banyak generasi pemimpin muslim di masa depan guna
menyongsong Indonesia Jaya 2045.”
Aku Diri + Aku Sosial + Aku Ideal,
mampu disinkronisasi menjadi sebuah rumusan mimpi yang dewasa bukan? Mimpi yang
in syaa Allah mampu berkontribusi, dan “Gue banget”.
Nah mungkin satu rumusan mimpi dulu
ya. Sekarang kita masuk ke pembahasan lain seputar tools dalam mewujudkan
mimpi. Tools itu bernama “Lean Canvas” yang dapat temen-temen akses di
leanstack.com. selamat mencoba ya.. try
to open the link www.leanstack.com
PROBLEM (1)
“Apa masalah besar di sekitar?”
|
SOLUTION (4)
“Solusi terbaik dari masalah yang
telah kita indentifikasi”
|
UNIQUE VALUE PREPOSITION (3)
“Keunikan apa yang mau kita
tawarkan (tonjolkan)?”
|
UNFAIR ADVANTAGE (5)
“Sesuatu yang tidak dapat
dicontoh oleh project lain yang serupa.”
|
CUSTOMER SEGMENT (2)
“Siapa sasaran yang akan kita
fokuskan untuk penyelesaian masalah tersebut?”
|
|
KEY MATRICS (8)
“Kata kunci / parameter
keberhasilan”
|
CHANNELS (9)
“Jaringan/link yang bisa diajak
kerjasama.”
|
||||
COST STRUCTURE (7)
“Rician dana yang dibutuhkan
dalam pelaksanaan project ini.”
|
REVENUE STREAMS (6)
“Dari mana dana pemasukan project
ini?”
-pemasukan pasti-
|
||||
Contohnya:
(contohnya masih sangat jauh dari sempurnya ya temen-temen)
1.
Problem: Wanita karir sering merasa
kerepotan membagi fokus ke pekerjaan dan keluarga.
2.
Customer Segment: wanita karir di
beberapa perusahaan besar.
3.
Unique Value Preposition: peningkatan
kesejahteraan pekerja dan peningkatan produktivitas.
4.
Solution: membuat sekolah perempuan
dan manajemen rumah tangga.
5.
Unfair Advantage: meminta surat
legalisasi dari kementrian pemberdayaan wanita, agar menjadi satu-satunya
lembaga resmi pelatihan manajemen rumah tangga di perusahaan.
6.
Revenue Streams: dari sponsor
mengenai produk-produk wanita dan uang pembayaran dari peserta.
7.
Cost Structure: penjabaran dana
yang serinci-rincinya ya teman-teman. Maaf nih nggak dicontohkan. Haha.
8.
Key matrics: produktivitas
perusahaan meningkat dengan angka kesejahteraan pekerja khususnya ibu rumah
tangga yang meningkat.
9.
Channels: kementrian pemberdayaan
wanita, produk-produk wanita, dll.
Di
atas secuplik contoh aja ya J
yang tentunya masih jauh banget dari skor 8. Bahkan waktu ane koreksikan ke Kak
Chandra selaku pemateri workshop, masih banyak banget catatan yang belum sempat
ane koreksinya. Tapi ane mendapat ancaman untuk menshare hasil Training ke
temen-temen semua (lebay J).
Ya semoga cukup memberikan gambaran ke temen-temen semua lewat tulisan
abal-abal ini. Gambaran tentang bagiaman kita bercita-cita dalam jamaah dan
mempertanggungjawabkan cita-cita tersebut dengan usaha nyata. Sebab dunia pasca
kampus, adalah rimba yang harus kita menangkan J Semoga
bermanfaat. Kritik dan saran sangat diterima J
Wallahu ‘alam bish shawwab
Tulisan dari RA (KAMMI Daerah Tangerang Selatan)
Tidak ada komentar