BAPER Bukan Solusi Permasalahan – Catatan Sarasehan Kader KAMMI UIN Jakarta 2017
![]() |
Sarasehan Kader KAMMI UIN Jakarta, dalam rangkaian agenda Milad KAMMI ke-19 di Saung Bamboe Ina (Ayam Lumpur Pesanggrahan), Ahad (16/04/2017). |
Pesanggrahan,
16 April 2017 – Kesatuan Aksi
Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) UIN Jakarta menggelar Sarasehan Kader dalam rangka Milad KAMMI ke-19,
Ahad (16/4), yang bertempat di Saung Bamboe Ina (Ayam Lumpur Pesanggrahan). Sarasehan
ini mengambil tema “Dedikasi Perjuangan dalam Bingkai Keislaman untuk
Jayakan Indonesia 2045”. Turut menghadirkan para alumni yang pernah
menahkodai organisasi KAMMI UIN Jakarta, diantaranya yang hadir adalah Akh
Ikhwan Fillah, Ukh Rayhanah Nur Tsabitah, Akh Aan Sujana, dan Akh Khaidir Ali.
Kegiatan ini
merupakan bagian dari rangkaian acara Milad KAMMI ke-19 yang dilaksanakan sejak
hari Jum’at (14/4) kemarin, sekaligus merupakan puncak acara atau penutup
rangkaian acara Milad KAMMI ke-19. Menurut Ketua KAMMI UIN Jakarta, Akh
Mursalin “KAMMI yang masih berusia 19 tahun masih sangat belia jika
dibandingkan dengan gerakan-gerakan mahasiswa yang lain, seperti PMII, HMI, dan
IMM yang sudah sangat panjang dalam mengarungi perjalanannya, namun yang
sama-sama perlu kita sadari bahwasanya KAMMI merupakan masa depan Indonesia,
karna 10 sampai 20 tahun kedepan kader-kader KAMMI itulah yang nantinya akan
menjadi pemimpin-pemimpin bangsa ini, dengan usia yang masih muda KAMMI sudah memberikan
sumbangsi yang cukup besar bagi Indonesia, terutama dibidang pembinaan kepemudaannya”.
PK KAMMI UIN
Jakarta pada gebyar Milad KAMMI ke-19 ini rata-rata memang memfokuskan acaranya
dengan memberikan sesuatu yang sifatnya berbaur kepada masyarakat terutama di
sekitar UIN Jakarta, untuk penguatan dan keakraban antar kader, seperti
Pelatihan Ruqyah Syar’i, gerakan pungut sampah di Situ Gintung, dan sarasehan kader
bersama alumni KAMMI UIN Jakarta agar semakin menguatkannya ukhuwah diantara
kader, pengurus, serta alumni.
Pada sesi ini, masing-masing
dari alumni memberikan uneg-uneg terkait dengan KAMMI serta berbagi
pengalamannya selama menjabat sebagai PK KAMMI UIN Jakarta, diskusi ini dipandu
oleh Akh Firdaus Farhan selaku MC/Moderator, dengan pembicara pertama yaitu Akh
Ikhwan Fillah, menurutnya KAMMI UIN Jakarta merupakan pintu gerbang utama dalam
mencari jadi diri kita, dan menjadi PK KAMMI UIN telah mengajarkan berbagai
macam hal, salah satunya adalah berwirausaha.
Selanjutnya,
pembicara kedua dari satu-satunya akhwat yang hadir memberikan nuansa yang terindah
selama mengabdi di komisariat dalam kurung waktu 3 tahun terakhir, belilau
adalah Ukh Rayhanah yang dalam pemaparannya di dalam KAMMI telah diajarkan
bagaimana cara kita hidup di organisasi dan menghidupi organisasi itu sendiri.
Dari keikutsertaannya menjadi kader KAMMI dari situ bisa tahu bagaimana mencari
anggaran dana, serta bekerja secara tim. Yang perlu diingat di KAMMI kita tidak
sendiri, masih banyak teman-teman kita yang siap membantu, asal dari kitanya
mampu untuk menjalin ukhwah serta membangun komunikasi yang baik antar sesama
pengurus.
Terlihat semua
kader cukup serius dalam memperhatikan diskusi ini, sampailah pada pembicara
ketiga yakni Akh Aan Sujana, kali ini akan menyampaikan keluh kesahnya selama
menjadi PK KAMMI UIN, dimana kita lagi sibuk kerja di lapangan sedangkan hanya
sedikit teman yang membantu. Namun, dengan pengalamannya belilau tetap berusaha
untuk menjaga semangat organisatoris teman-teman pengurus, kemudian saling
mengingatkan, dan tidak lupa silaturahmi juga tetap dijaga.
Pembicara yang
terakhir dari Akh Khaidir Ali, sebagai aktivis dalam suatu organisasi atau
perkumpulan di banyak tempat, baginya manajemen waktu sangatlah penting dalam
rekam jejaknya di komisariat, harus pintar membagi waktu antara belajar,
kegiatan, dan organisasi. Pesan belilau kepada kader KAMMI UIN adalah tidak ada
sesuatu itu yang tanpa direncanakan, pahami tugasnya dan mulailah kita bekerja,
dan sayang sekali kalau misalnya kita meninggalkan amanah yang diemban di KAMMI
UIN ini karena sibuk aktivitas di luar.
Mungkin yang
tersemat dipikiran kita, dalam organisasi dikenal namanya baper. Baper
sesungguhnya merupakan fitrah bagi setiap insan yang ingin belajar untuk menjadi
lebih baik, sayangnya tidak didukung oleh rekan seperjuangannya. Orang baper
pasti akan merasa sendiri, sedangkan di organisasi inginnya kita bisa sama-sama
bekerja. Sebenarnya itu bisa dilakukan asal kita paham dimana peranan kita di
KAMMI UIN. Segala dinamika dan permasalahan dalam sebuah organisasi itu sudah
sangat biasa terjadi, itu merupakan tantangan bagi kita bagaimana caranya untuk
mendewasakan organisasi tersebut.
Yang terpenting
kita tidak boleh merasa paling sibuk sendiri di organisasi, apalagi pengurus
yang lain tidak begitu diperhatikan. Dan tidak baik juga kalau kita terlalu
menggebu-gebu atau terlalu aktif di organisasi, dengan kata lain kerja kita
harus efektif dan maksimal. Jadi, harapan buat teman-teman pengurus agar tetap
semangat untuk terus berproses, dan jangan pernah merasa puas dengan apa yang
kita dapatkan sekarang.
(Moch.
Nginwanun L. M.)
Tidak ada komentar